Bogorsportif – Jagat maya sempat dihebohkan dengan publikasi masif di sejumlah media mainstream tentang pencalonan diri Sendi Fardiansyah di Pilkada Kota Bogor 2024. Bukannya mendapat apresiasi, ia justru banyak dibully netizen.
Ya, Sendi Ferdiansyah merupakan Aparat Sipil Negara (ASN) yang ditugaskan mendampingi Iriana Jokowi, istri sang Presiden RI. Sendi dengan bangganya berfoto bersama orang nomor satu di Republik Indonesia, untuk meminta restu maju di Pilkada Kota Bogor 2024, November mendatang.
Namun, respon publik justeru sebaliknya. Sendi dibully para netizen yang kebanyakan menganggapnya haus jabatan.
Menurut Pengamat politik dan Kebijakan Publik, Yusfitriyadi, munculnya nama Sendi dalam dialektika menjelang Pilkada di Kota Bogor, tidak lebih dari memanfaatkan dinamika politik di tingkat nasional.
“Jokowi disebut-sebut sebagai king maker dalam pertarungan pemilihan presiden dan wakil presiden, sampai Prabowo-Gibran menang pertarungan. Posisi sendi merupakan sekretaris ibu Iriana yang merupakan istri Jokowi,” ujar Yusfitriyadi kepada awak media, Sabtu 23 Maret 2024
Namun, kata Yusfitriyadi, Sendi butuh rekomendasi partai untuk dapat ikut kontestasi politik. Salah satunya dari Partai Gerindra, yang dikategorikan berasal dari kekuatan nasional.
Sementara Partai Gerindra Kota Bogor, dalam pleno nya sudah terlebih dahulu mengusung Jenal Mutaqin yang saat ini duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bogor. Menurut Yusfitriyadi, siapapun tidak akan berpengaruh dalam konteks administratif untuk kepentingan pilkada, termasuk rekomendasi presiden.
“Kecuali presiden bisa memastikan partai koalisi yang memenangkan Prabowo-Gibran akan mengeluarkan rekomendasi untuk Sendi. Karena Sendi tidak mempunyai rekam jejak berproses di politik, baik lokal maupun nasional di partai manapun,” tandasnya.
Dengan kata lain, lanjutnya, Sendi akan mendapat rekomendasi dari partai politik tergantung perkembangan dan dinamika politik di tingkat nasional. “Besar kemungkinan Sendi dan Jenal Mutaqin akan memperebutkan rekomendasi dari partai yang sama yaitu Gerindra,” ucapnya lagi.
Sementara menurutnya, Jenal Mutaqin lebih berpeluang diusung, karena sudah jelas kader partai Gerindra, yang secara politik meniti karier dan berdialektika politik di Partai Gerindra. Pengalaman menjadi anggota DPRD Kota Bogor selama 3 periode, bahkan saat ini sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, pengusungan Jenal Mutaqin menjadi calon Walikota Bogor pada Pilkada tahun 2024 sangat layak dan tepat.
“Sangat wajar ketika pleno DPC Gerindra Kota Bogor hanya merekomendasikan satu nama untuk menjadi kandidat calon walikota dari Partai Gerindra. Sebagai konsekwensi logis dari salah satu fungsi dan peran partai politik adalah perkaderan politik,” jelasnya.
Sehingga konsekwensi logis itulah yang harus menjadi prinsip semua partai politik ketika keberlangsungan partai politik akan jalan dan menjadi kuat. Pengusungan dan memperjuangkan kader internal terbaik partai menjadi calon walikota Bogor, merupakan keberhasilan dan kesuksesan partai dalam memenangkan Pilkada.
“Justru akan ambigu ketika pada momentum elektoral termasuk pilkada partai politik mengusung non kader politik, itu sama saja menegasikan peran partai politik sendiri hanya untuk meraih kekuasaan,” papar Yusfitriyadi.
Yusfitriyadi mengaku sepakat Gerindra mengusulkan kadernya siapapun yang disepakati oleh DPC Gerindra Kota Bogor untuk diusulkan mendapat rekomendasi dari DPP Partai Gerinda untuk menjadi calon Walikota Bogor.
“Namun bagaimanapun kuatnya aspirasi struktur partai di tingkat lokal, dalam konteks partai gerindra pada akhirnya DPP Partai gerindra akan merekomendasikan siapa yang dikehendaki oleh Prabowo. Saya melihat kader internal partai lebih baik diusung, dan momentumnya Gerindra Kota Bogor memenangkan Pilwalkot melalui kader terbaiknya,” pungkasnya.
Red