Bogorsportif – Aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMP Negeri 2 Babakan Madang mendapatkan sorotan banyak pihak, salah satunya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Sebab, sekolah tersebut menjadi salah satu sekolah yang terdampak pergeseran tanah akibat proyek dari pembangunan perumahan milik Sentul City.
Namun hampir setahun proyek tersebut tak memiliki itikad baik untuk tanggung jawab memperbaiki SMPN 2 Babakan Madang tersebut, padahal pihak sekolah telah mendesak pihak pengembang agar segera melakukan perbaikan.
Padahal, lokasi SMP Negeri 2 Babakan Madang tidak jauh dari kediaman Presiden Prabowo Subianto yang berlokasi di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Prof Atip Latiful Hayat agak terkejut setelah mendengar sekolah tersebut terdampak pergeseran tanah.
“Waduh itu ada longsor yah dibagian bawah sekolah SMPN 2 Babakan Madang,” katanya didepan wartawan beberapa hari lalu.
Akibat peristiwa itu, Prof Atip Latiful Hayat meminta agar Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dan pihak Developer yakni PT Sentul City ikut bertanggung jawab dalam masalah ini.
“Itu tadi pak Kadis dan pihak developer harus ikut bertanggung jawab terkait masalah ini di SMPN 2 Babakan Madang,” tegasnya.
Pemberitaan sebelumnya, Kepala SMPN 2 Babakan Madang, Diana Yuwinda mengatakan bahwa sudah setahun sekolahnya mengalami kerusakan akibat dampak dari proyek pembangunan perumahan milik Sentul City.
“Jadi kondisi longsor ini hampir satu tahun kami merasakan dampaknya yang jelas pergerakan tanah itu dalam kondisi cuaca ekstreme seperti hujan deras, angin kencang sudah pasti (terdampak) karena daerah kami ini dataran tinggi,” ucapnya.
Ia menyebut kalau fasilitas sekolah yang terdampak itu terdiri dari tembok kelas, ubin, dan area sekolah lainnya.
“Nah akibatnya fasilitas kita ada yang berdampak sangat luar biasa, mulai dari tembok, ubin, bagian area dari bawah itu habis dan membuat kita tidak nyaman dalam melaksanakan KBM (kegiatan belajar mengajar) apa lagi saat kondisi hujan,” ungkapnya.
Tak sampai disitu, Diana Yuwinda juga menyesalkan kalau akses jalan menuju SMPN 2 Babakan Madang mengalami kerusakan yang dipakai pihak pengembang dalam menggunakan alat berat.
“Bahkan jalan juga mengalami kerusakan karena dipakai oleh pihak pengembang untuk membawa alat berat, sehingga rusak sampai sekarang. Dan anak-anak yang membawa motor itu sangat merasa terganggu,” kesalnya.
Ia menuturkan akhirnya akses jalan tersebut dialihkan melalui jalur belakang, meskipun kondisinya sangat curam dan tidak layak dilalui oleh peserta didik terutama saat curah hujan mengguyur wilayah Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang.
“Ada saja anak yang jatuh saat membawa melintasi jalan jalur belakang ini, dan kami juga sudah mengingatkan kepada pihak pengembang baik itu melalui lisan maupun telpon agar kami segara dibantu dan tidak ditunda tunda,” tuturnya.
Diana Yuwinda menyebutkan ada sebanyak 440 anak lebih yang sedang menempuh pendidikan di di SMP Negeri 2 Babakan Madang.
“Saya harap pihak pengembang yaitu Citra Sentul segera memberikan respon lebih cepat karena ini menyangkut pendidikan anak dan saya harap menjadi prioritas karena kami disini melayani anak bukan hanya satu atau dua anak tetapi 440 anak di SMPN 2 Babakan Madang,” tukasnya**