Bogorsportif — Potensi banjir masih menjadi ancaman serius bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Sebagai wilayah dataran rendah yang dialiri 13 sungai utama, Jakarta sangat rentan mengalami luapan air, khususnya saat musim hujan tiba. Salah satu penyumbang banjir terbesar adalah Sungai Ciliwung — sungai terpanjang di Jakarta yang membentang sepanjang lebih dari 120 kilometer dan kerap meluap ke kawasan padat penduduk.
Berbagai langkah telah dilakukan pemerintah pusat dan daerah untuk menekan risiko banjir, mulai dari pembangunan infrastruktur pengendali hingga normalisasi sungai. Tak hanya pemerintah, sektor swasta pun turut berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan. Salah satunya adalah PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), perusahaan pengolahan limbah industri yang menunjukkan kepedulian lingkungan dengan menggelar aksi penanaman pohon di kawasan hulu Sungai Ciliwung.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Bulan Lingkungan Hidup Sedunia 2025, bertempat di Telaga Saat, Puncak, Bogor, yang dikenal sebagai titik 0 KM Sungai Ciliwung. Kawasan ini memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan ketersediaan air bersih bagi wilayah hilir, termasuk Jakarta.
“Kami memilih Telaga Saat karena kawasan ini merupakan hulu Sungai Ciliwung yang sangat penting untuk menjaga cadangan air, kualitas lingkungan, dan keanekaragaman hayati. Aksi ini sejalan dengan semangat Hari Lingkungan Hidup Sedunia, bahwa perbaikan lingkungan di hulu akan memberi dampak langsung bagi wilayah hilir, termasuk dalam menekan risiko banjir di Jakarta,” ujar Arum Tri Pusposari, Manager Humas PPLI dalam sesi Ngopling (Ngobrol Peduli Lingkungan) bersama media di Cisarua, Bogor, 17 Juni, 2025.
Arum menambahkan, aksi penanaman pohon ini adalah bentuk nyata komitmen PPLI terhadap pelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam untuk generasi mendatang.
“Program ini tidak berhenti di Telaga Saat. Pada 19 Juni 2025, kami juga akan melanjutkan aksi penanaman pohon di kawasan hilir, tepatnya di Condet, Jakarta Timur, yang masih menjadi bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung,” tambahnya.
Kegiatan ini turut mendapat dukungan dari masyarakat setempat. Penasihat Desa Wisata Telaga Saat sekaligus pengelola LPM Cisarua, Bebeng, menyampaikan apresiasinya atas partisipasi dunia usaha dalam menjaga lingkungan.
“Kami berterima kasih kepada PPLI atas bantuan bibit tanaman yang sangat bermanfaat untuk penghijauan di Telaga Saat, sebagai hulu Ciliwung. Tanaman ini bukan hanya akan menyerap air dan menghasilkan oksigen, tetapi juga menyediakan udara bersih bagi warga dan wisatawan,” ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, terdapat puluhan titik rawan banjir di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Beberapa kawasan yang rutin terdampak banjir antara lain Srengseng Sawah, Lenteng Agung, Tanjung Barat, Pejaten Timur, Rawajati, Cikoko, Bukit Duri, Condet, Manggarai, Kampung Melayu, Pondok Pinang, dan Pengadegan.
Dengan upaya penghijauan dari hulu hingga hilir, diharapkan risiko banjir dapat ditekan, kualitas lingkungan terjaga, dan Sungai Ciliwung sebagai sumber kehidupan bagi jutaan warga Jakarta dapat terus lestari dan berkelanjutan.**