Puluhan Paud ikuti implementasi kurikulum merdeka. IST

Bogorsportif – Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor melaksanakan kegiatan workshop implementasi kurikulum merdeka (IKM) bersama mitra lembaga pendidikan usia dini (PAUD).

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Siswanto bahwa workshop ikm ini bertujuan untuk meningkatkan ketercapaian kemampuan mendidik dan mutu pendidikan paud dalam mewujudkan profil pelajar pancasila.

“Jadi tujuan kita melaksanakan workshop ikm ini bertujuan untuk meningkatkan ketercapaian kemampuan mendidik dan mutu pendidikan paud dalam mewujudkan profil pelajar pancasila,” katanya

Ia juga berharap pendidikan juga dapat dirasakan oleh semua masyarakat baik itu akses layanan maupun pendidikan.

“Pendidikan harus dapat dirasakan oleh semua masyarakat, akses layanan juga harus dapat di berikan ke masyarakat, mulai jenjang Paud, SD,SMP dan Kesetaraan,” harapnya.

Siswanto menyampaikan kalau Pemerintah memiliki program yaitu merdeka belajar yang harus segera di implementasikan melalui kurikulum merdeka.

“Maka untuk mengejar ketertinggalan pada PAUD d Kurikulum Merdeka Bidang Pauddikmas mengadakan Bimtek Implentasi Kurikulkum Merdeka. Dan melalui Bimtek Implentasi Kurikulum Merdeka, Peserta Bimtek ( PKG, IGTKI dan Himpaudi) di berikan pelatihan dan praktek kerja, sehingga Satuan Paud dapat memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai bekal dalam pengembangan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka,” ungkapnya.

Lanjut, di Platform Merdeka Mengajar guru diberikan kesempatan yang setara untuk terus belajar dan mengembangangkan kompetensi kapanpun dan dimanapun guru berada.

“Fitur belajar pada PMM memberikan fasilitas belajar Mandiri yaitu guru diberikan keleluasaan untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik dan disesuaikan dengan muatan lokal,” imbuhnya.

Dan yang terpenting adalah Dalam Pendidikan anak usia dini, Merdeka Belajar itu adalah Merdeka Bermain.

“Karena bermain adalah belajar dan Satuan pendidikan harus berpihak tumbuh kembang anak,” tukasnya**

FER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *