Bogorsportif -Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) Kota Bogor turut ambil bagian dalam gelaran Festival Olahraga Masyarakat Kota Bogor (Forkot) II 2025, dengan menyelenggarakan event sepeda tua penuh atraksi dan lomba seru di halaman Plaza Balai Kota Bogor, Minggu, 22 Juni, 2025.
Berbagai jenis sepeda klasik dari berbagai era hadir meramaikan acara. Tak hanya menjadi ajang silaturahmi antar pegiat sepeda tua, acara ini juga menghadirkan perlombaan unik yang menghibur penonton.
Di antaranya lomba sepeda lambat, sepeda cepat slalom, dan sepeda cepat.
Ketua KOSTI Kota Bogor, Iwan Mokhamad Ridwan, mengatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar olahraga, tapi juga bagian dari upaya melestarikan budaya.
“Sepeda tua ini adalah bagian dari sejarah dan identitas kita. Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin membangkitkan kembali kecintaan masyarakat terhadap budaya sekaligus mengajak hidup sehat dengan cara yang menyenangkan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kota Bogor, Zaenul Mutaqin, mengapresiasi kontribusi KOSTI dalam Forkot II 2025.
Ia menegaskan pentingnya olahraga masyarakat sebagai sarana edukasi budaya dan peningkatan kualitas hidup.
“Kegiatan ini sangat positif, karena selain melestarikan budaya, juga menjadi bagian dari gerakan menyehatkan masyarakat. KORMI mendorong seluruh inorga untuk terus berinovasi dalam menyelenggarakan event-event seperti ini,” ungkapnya.
“Kegiatan seperti ini harus terus diperluas. Sepeda tua bukan cuma alat transportasi, tapi warisan budaya yang hidup. Melalui KOSTI dan event Forkot ini, kita bisa lihat semangat gotong royong, kebersamaan, dan kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal,” ujar Zaenul.
Sementara itu, Ketua Forkot II 2025, Danny Sehendar berharap Forkot tidak hanya jadi agenda tahunan, tapi berkembang menjadi gerakan olahraga masyarakat yang membumi dan menyentuh seluruh kalangan.
“Kemeriahan Forkot II 2025 semakin terasa dengan kehadiran komunitas sepeda tua yang tampil dengan kostum unik, penuh semangat, dan membawa nuansa nostalgia di tengah modernitas Kota Bogor,” kata Danny Suhendar. *